Remaja adalah kekuatan, ia bagaikan sinar mentari, sesungguhnya mentari tidak dapat bersinar di senja hari secerah ketika di waktu pagi. Begitu juga pepohonan berbuah ketika masih muda, sesudah itu semua pohon tidak lagi menghasilkan apapun kecuali ranting. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah berakhirnya masa kanak-kanak.
Pertumbuhan dan perkembangannya sangat cepat sehingga menyebabkan perubahan yang besar terhadap sikap, kesehatan dan kepribadiannya.
Remaja adalah insan yang mencari sesuatu dalam dirinya sendiri, kekalutan dalam menemukan titik identitas diri menyebabkan ia bagaikan meraba gajah di dalam gelap. Seseorang yang kebetulan memegang kaki gajah mengatakan bahwa gajah itu hanya sebesar bola, sedangkan seorang lagi terpegang telinganya mengatakan bahwa gajah itu lembut dan lemah seperti kelinci, begitu juga yang lain kebetulan
memegang gadingnya mengatakan bahwa gajah itu kecil dan tajam. Begitulah persepsi para remaja dalam mengertikan kehidupan.
Remaja yang ingin melihat dirinya dalam bentuk yang utuh harus memahami akan hakikat dirinya sendiri agar tidak menjadi seperti meraba gajah di dalam gelap. Sesungguhnya di dalam diri insan terdiri dari unsur roh, jasad dan nafsu. Roh merupakan sumber kehidupan yang mengatur fikiran dan hati untuk bertanggungjawab kepada Ilahi. Jasad, berasal dari tanah dan akhirnya akan kembali ke tempat asalnya. Begitu juga nafsu, jika dibawa ke jalan yang lurus, maka akan luruslah kehidupan kita, namun jika diikuti kehendaknya maka tersesatlah dalam jurang kenistaan. Hiasi diri dan pribadi dalam menempuh kehidupan yang mungkin masih panjang.
Setiap remaja harus mempersiapkan diri sebagai khalifah Allah. Mereka harus mempunyai tujuan dan kesungguhan sebagai insan yang taat dan kreatif. Tujuan hidup yang tidak bertanggunjawab dengan kehendak Islam hendaklah dinasehati ke dalam diri seorang remaja jika mereka
mau berhasil dan maju sebagai generasi yang cemerlang dan diridhoi.
Pengendalian Diri
Remaja memerlukan pengendalian diri kerana remaja belum mempunyai pengalaman yang memadai dalam perkara ini. Masa remaja banyak menyentuh perasaan seorang remaja sehingga menimbulkan jiwa yang sensitif dan peka terhadap diri dan lingkungannya. Perkembangan ini ditandai dengan cepatnya pertumbuhan alam dan seksual. Akibat dari pertumbuhan alam dan seksual yang cepat itu maka timbullah kegoncangan dan kebingungan dalam diri remaja, khususnya dalam memahami hubungan lain jenis.
Dari keadaan yang dihadapi remaja ini akan menimbulkan dua masalah. Pertama dorongan seksual kerana ingin membuktikan bahawa diri telah dewasa sehingga berakhlak yang kurang sopan di tengah masyarakat, sehingga orang ramai menilai bahwa remaja hanya menimbulkan masalah. Padahal ketika itu remaja sedang meraba-raba dalam mencari jatidirinya. Kedua, mungkin juga remaja hilang kendali dalam dirinya sehingga lebih cenderung mengikuti nafsunya itu, ataupun remaja lebih suka menyendiri dan menutup diri.
Remaja yang merasakan bahwa alamnya sudah seperti orang dewasa sehingga ia merasa pula harus bersikap seperti orang dewasa untuk menutup keadaan dirinya yang sebenar harus memahami bahwa anggapannya itu hanya sekadar imitasi atau peniruan. Untuk itu remaja harus pandai mengendalikan diri dalam menghadapi dunia yang penuh dengan pancaroba dan gejolak ini. Hindarilah dari hanya mengikut kehendak
hati, tapi gunakanlah fikiran agar setiap keputusan yang diambil benar-benar mengikuti citarasa ibu bapa, masyarakat dan agama.
Rasa Kebebasan Remaja
Pada usia remaja sangat memerlukan kebebasan emosional dan mental. Kematangan dalam bidang alam atau tubuh mendorong remaja untuk berdikari dan bebas dalam mengambil keputusan untuk dirinya sehingga remaja terlepas dari emosi ibu bapa dan keluarga. Ramai ibu bapa tidak memahami keinginan yang tersimpan di dalam jiwa remaja, sehingga membatasi sikap, keperibadian dan tindakan-tindakan mereka, dengan alasan merasa belas kasihan dan lain-lain. Dengan cara ibu bapa sedemikian remaja merasa dirinya tidak dipercayai oleh orang tuanya, akibatnya remaja yang tidak memahami akan hakikat dirinya sendiri akan memberontak dan melawan kepada kedua ibu bapa.
Remaja yang beriman akan mengerti bahwa rasa kebebasan yang timbul dari dalam dirinya itu bukan selamanya harus dituruti, tetapi harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Memang betul dalam satu aspek remaja memerlukan kebebasan untuk menentukan keputusannya, namun dari aspek lain remaja masih memerlukan orang tua untuk membimbing dan memberi petunjuk kepadanya. Jadi berfikirlah secara positif agar
tuntutan dalam diri itu tidak mengalahkan tuntutan dan kehendak mulia orang tua terhada! p diri anaknya. Jika ini dapat diatur secara efektif maka tidak akan timbul konflik kejiwaan dalam diri seorang remaja.
Rasa Kekeluargaan Remaja
Sebetulnya keperluan remaja terhadap kebebasan diri sendiri dan ingin berdikari itu bertentangan dengan keperluannya untuk bergantung terhadap ibu bapanya. Gejolak jiwa tersebut membuat remaja merasa tidak aman, kerana dari satu aspek ia sangat memerlukan keluarganya, namun dari segi yang lain dia ingin berdakari. Pengalaman kejiwaan semacam ini menyebabkan remaja menjadi bingung dan tidak menentu.
Bagi remaja yang mengerti peristiwa yang sedang menimpa jiwanya dia akan berhati-hati dalam mengambil sembarangan tindakan, sehingga ia akan menjadi remaja yang tidak tertekan perasaan.
Rasa kekeluargaan dalam diri remaja ini bukan saja terjadi dalam lingkungan ibu bapa dan sanak saudara, tetapi juga pada kelompok teman seperjuangan, organisasi, dan lain-lain. Jika perasaan ini diperingati dengan baik, maka remaja tidak akan mengalami stres dan tekanan perasaan dan menjadikan kecenderungan jiwanya itu ke arah yang positif.
Kehidupan Sosial Remaja
Remaja sangat memerlukan agar kehadirannya diterima oleh orang-orang yang ada dalam lingkungannya, di rumah, di sekolah ataupun dalam masyarakat di mana ia tinggal. Rasa diterima kehadirannya oleh semua pihak ini menyebabkan remaja merasa aman, kerana ia merasa bahwa ada dukungan dan perhatian terhadap dirinya. Perkara ini merupakan motivasi yang baik bagi diri remaja untuk lebih berjaya dalam menghadapi kehidupannya.
Penerimaan masyarakat terhadap diri seseorang berperanan dalam mewujudkan kematangan emosi. Pada umumnya remaja sangat peka terhadap pujian dan cacian disekitarnya sehingga menyebabkan remaja mudah tersinggung. Jika ini terjadi remaja hendaklah memahami bahwa tidak semua manusia itu dalam keadaan serba baik, kemungkinan kehilapan yang dilalakukan oleh masyarakat sekitar itu dapat mendorong kita lebih matang dalam menghadapi masalah. Remaja juga harus menyedari, kemungkinan juga cacian dan celaan itu timbul kerana kesalahan dari pihak remaja sendiri. Bagi remaja yang beriman akan menghadapi suasana sosial semacam ini dengan lebih tenang dan sabar, sehingga ia akan menjadi remaja yang berhasil dan cemerlang.
Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri terhadap orang lain dan lingkungan sangat diperlukan oleh setiap orang, terutama dalam usia remaja. Kerana pada usia ini remaja banyak mengalami kegoncangan dan perubahan dalam dirinya. Apabila seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri pada masa kanak-kanaknya, maka ia dapat mengejarnya atau memperbaikinya pada usia remaja. Akan tetapi apabila tidak dapat menyesuaikan diri pada usia
remaja, maka kesempatan untuk memperbaikinya mungkin akan hilang untuk selama-lamanya, kecuali boleh didapati melalui pengaruh pendidikan dan latihan-latihan.
Remaja yang mampu menyesuaikan diri dengan orang lain dan
lingkungannya mempunyai ciri-ciri antara lain; suka bekerjasama dengan orang lain, simpati, mudah akrab, disiplin dan lain-lain. Sebaliknya bagi remaja yang tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan orang lain atau lingkungannya mempunyai ciri-ciri; suka menonjolkan diri, menipu, suka bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain,
buruk sangka dan sebagainya. Jika kebetulan remaja belum mampu menyesuaikan diri dengan cara yang lebih baik, maka berusahalah ke arah pembinaan akhlak yang mulia, maka insya Allah suatu saat nanti kita akan mampu. Seorang remaja jangan lekas putus asa dan patah hati dalam menghadapi ! kehidupan ini jika ingin lebih sukses dan cemerlang di masa akan datang.
Keyakinan Agama dan Nilai Murni Remaja
Keinginan remaja terhadap sesuatu kadang kala tidak dapat dipenuhi kerana dihalangi oleh ketentuan agama dan adat kebiasaan di tengah masyarakat. Pertentangan itu semakin ketara jika remaja menginginkan sesuatu hanya menurut selera dan kehendaknya saja. Mereka berpakaian yang tidak senonoh, menonton video lincah dan berperangai tidak manis
di pandang mata, padahal semua perbuatan ini berlawanan dengan ketentuan agama dan nilai-nilai murni. Bagi remaja yang padai menempatkan dirinya pada posisi yang betul maka dia akan menghindari segala keinginan yang tercela dari kehidupannya.
Pertentangan antara keinginan remaja dengan ketentuan agama ini menyebabkan jiwa remaja memberontak dan berusaha menepis kenyataan itu dengan menurutkan kata hatinya.Remaja yang berakhlak mulia serta mempunyai lingkungan keluarga yang menjalankan perintah agama, maka perkara ini dengan mudah mereka hadapi. Namun bagi remaja yang telah terlanjur melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan perintah agama
hendaklah berusaha memperbaiki diri agar tidak sentiasa terlena dengan sesuatu pengaruh dan kenikmatan yang bersifat semantara itu.
Demikianlah di antara pengaruh atau gejolak jiwa yang terjadi dalam diri seorang remaja. Semuanya memerlukan perhatian remaja dalam memahami dirinya sendiri, serta perhatian ibu bapa agar ada saling pengertian dalam menghadapi dan memahami seorang insan yang berstatus
REMAJA. Semoga informasi tentang remaja ini berguna dalam menjaga para remaja dan pelajar dalam menghadapi abad yang penuh dengan cabaran dan godaan ini.
Manusia bukanlah makhluk yang pasif, hanya dengan menerima corak-corak hidup yang sudah tertata. Oleh itu setiap manusia harus mempelajari seni hidup, agar dapat mewarnakan hidup dengan seindah-indahnya. Walau apapun kehidupan ia harus diisi dengan kebaikan. Demi masa yang begitu mencakar bagi seluruh remaja untuk menangani berbagai masalah yang sering menggugat kehidupan mereka. Keseimbangan beragama dan mengisi kehidupan ini dengan cara yang terbaik hendaklah diamalkan demi kesejahteraan.
Bumi yang kita diami ini bukanlah sebuah syurga, yang selama-lamanya aman dan damai. Ia adalah gelanggang kehidupan yang begitu mencakar dan penuh pergolakan serta gelombang percobaan yang tidak pernah putus. Demi masa dan kesedaran, seorang itu harus dibimbangi oleh satu sikap hidup yang tegas dan pandangan hidup yang tabah. Firman
Allah SWT., dalam menetukan arah hidup seseorang itu, yang bermaksud:
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."(An Nisa : 136)
Pertumbuhan dan perkembangannya sangat cepat sehingga menyebabkan perubahan yang besar terhadap sikap, kesehatan dan kepribadiannya.
Remaja adalah insan yang mencari sesuatu dalam dirinya sendiri, kekalutan dalam menemukan titik identitas diri menyebabkan ia bagaikan meraba gajah di dalam gelap. Seseorang yang kebetulan memegang kaki gajah mengatakan bahwa gajah itu hanya sebesar bola, sedangkan seorang lagi terpegang telinganya mengatakan bahwa gajah itu lembut dan lemah seperti kelinci, begitu juga yang lain kebetulan
memegang gadingnya mengatakan bahwa gajah itu kecil dan tajam. Begitulah persepsi para remaja dalam mengertikan kehidupan.
Remaja yang ingin melihat dirinya dalam bentuk yang utuh harus memahami akan hakikat dirinya sendiri agar tidak menjadi seperti meraba gajah di dalam gelap. Sesungguhnya di dalam diri insan terdiri dari unsur roh, jasad dan nafsu. Roh merupakan sumber kehidupan yang mengatur fikiran dan hati untuk bertanggungjawab kepada Ilahi. Jasad, berasal dari tanah dan akhirnya akan kembali ke tempat asalnya. Begitu juga nafsu, jika dibawa ke jalan yang lurus, maka akan luruslah kehidupan kita, namun jika diikuti kehendaknya maka tersesatlah dalam jurang kenistaan. Hiasi diri dan pribadi dalam menempuh kehidupan yang mungkin masih panjang.
Setiap remaja harus mempersiapkan diri sebagai khalifah Allah. Mereka harus mempunyai tujuan dan kesungguhan sebagai insan yang taat dan kreatif. Tujuan hidup yang tidak bertanggunjawab dengan kehendak Islam hendaklah dinasehati ke dalam diri seorang remaja jika mereka
mau berhasil dan maju sebagai generasi yang cemerlang dan diridhoi.
Pengendalian Diri
Remaja memerlukan pengendalian diri kerana remaja belum mempunyai pengalaman yang memadai dalam perkara ini. Masa remaja banyak menyentuh perasaan seorang remaja sehingga menimbulkan jiwa yang sensitif dan peka terhadap diri dan lingkungannya. Perkembangan ini ditandai dengan cepatnya pertumbuhan alam dan seksual. Akibat dari pertumbuhan alam dan seksual yang cepat itu maka timbullah kegoncangan dan kebingungan dalam diri remaja, khususnya dalam memahami hubungan lain jenis.
Dari keadaan yang dihadapi remaja ini akan menimbulkan dua masalah. Pertama dorongan seksual kerana ingin membuktikan bahawa diri telah dewasa sehingga berakhlak yang kurang sopan di tengah masyarakat, sehingga orang ramai menilai bahwa remaja hanya menimbulkan masalah. Padahal ketika itu remaja sedang meraba-raba dalam mencari jatidirinya. Kedua, mungkin juga remaja hilang kendali dalam dirinya sehingga lebih cenderung mengikuti nafsunya itu, ataupun remaja lebih suka menyendiri dan menutup diri.
Remaja yang merasakan bahwa alamnya sudah seperti orang dewasa sehingga ia merasa pula harus bersikap seperti orang dewasa untuk menutup keadaan dirinya yang sebenar harus memahami bahwa anggapannya itu hanya sekadar imitasi atau peniruan. Untuk itu remaja harus pandai mengendalikan diri dalam menghadapi dunia yang penuh dengan pancaroba dan gejolak ini. Hindarilah dari hanya mengikut kehendak
hati, tapi gunakanlah fikiran agar setiap keputusan yang diambil benar-benar mengikuti citarasa ibu bapa, masyarakat dan agama.
Rasa Kebebasan Remaja
Pada usia remaja sangat memerlukan kebebasan emosional dan mental. Kematangan dalam bidang alam atau tubuh mendorong remaja untuk berdikari dan bebas dalam mengambil keputusan untuk dirinya sehingga remaja terlepas dari emosi ibu bapa dan keluarga. Ramai ibu bapa tidak memahami keinginan yang tersimpan di dalam jiwa remaja, sehingga membatasi sikap, keperibadian dan tindakan-tindakan mereka, dengan alasan merasa belas kasihan dan lain-lain. Dengan cara ibu bapa sedemikian remaja merasa dirinya tidak dipercayai oleh orang tuanya, akibatnya remaja yang tidak memahami akan hakikat dirinya sendiri akan memberontak dan melawan kepada kedua ibu bapa.
Remaja yang beriman akan mengerti bahwa rasa kebebasan yang timbul dari dalam dirinya itu bukan selamanya harus dituruti, tetapi harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Memang betul dalam satu aspek remaja memerlukan kebebasan untuk menentukan keputusannya, namun dari aspek lain remaja masih memerlukan orang tua untuk membimbing dan memberi petunjuk kepadanya. Jadi berfikirlah secara positif agar
tuntutan dalam diri itu tidak mengalahkan tuntutan dan kehendak mulia orang tua terhada! p diri anaknya. Jika ini dapat diatur secara efektif maka tidak akan timbul konflik kejiwaan dalam diri seorang remaja.
Rasa Kekeluargaan Remaja
Sebetulnya keperluan remaja terhadap kebebasan diri sendiri dan ingin berdikari itu bertentangan dengan keperluannya untuk bergantung terhadap ibu bapanya. Gejolak jiwa tersebut membuat remaja merasa tidak aman, kerana dari satu aspek ia sangat memerlukan keluarganya, namun dari segi yang lain dia ingin berdakari. Pengalaman kejiwaan semacam ini menyebabkan remaja menjadi bingung dan tidak menentu.
Bagi remaja yang mengerti peristiwa yang sedang menimpa jiwanya dia akan berhati-hati dalam mengambil sembarangan tindakan, sehingga ia akan menjadi remaja yang tidak tertekan perasaan.
Rasa kekeluargaan dalam diri remaja ini bukan saja terjadi dalam lingkungan ibu bapa dan sanak saudara, tetapi juga pada kelompok teman seperjuangan, organisasi, dan lain-lain. Jika perasaan ini diperingati dengan baik, maka remaja tidak akan mengalami stres dan tekanan perasaan dan menjadikan kecenderungan jiwanya itu ke arah yang positif.
Kehidupan Sosial Remaja
Remaja sangat memerlukan agar kehadirannya diterima oleh orang-orang yang ada dalam lingkungannya, di rumah, di sekolah ataupun dalam masyarakat di mana ia tinggal. Rasa diterima kehadirannya oleh semua pihak ini menyebabkan remaja merasa aman, kerana ia merasa bahwa ada dukungan dan perhatian terhadap dirinya. Perkara ini merupakan motivasi yang baik bagi diri remaja untuk lebih berjaya dalam menghadapi kehidupannya.
Penerimaan masyarakat terhadap diri seseorang berperanan dalam mewujudkan kematangan emosi. Pada umumnya remaja sangat peka terhadap pujian dan cacian disekitarnya sehingga menyebabkan remaja mudah tersinggung. Jika ini terjadi remaja hendaklah memahami bahwa tidak semua manusia itu dalam keadaan serba baik, kemungkinan kehilapan yang dilalakukan oleh masyarakat sekitar itu dapat mendorong kita lebih matang dalam menghadapi masalah. Remaja juga harus menyedari, kemungkinan juga cacian dan celaan itu timbul kerana kesalahan dari pihak remaja sendiri. Bagi remaja yang beriman akan menghadapi suasana sosial semacam ini dengan lebih tenang dan sabar, sehingga ia akan menjadi remaja yang berhasil dan cemerlang.
Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri terhadap orang lain dan lingkungan sangat diperlukan oleh setiap orang, terutama dalam usia remaja. Kerana pada usia ini remaja banyak mengalami kegoncangan dan perubahan dalam dirinya. Apabila seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri pada masa kanak-kanaknya, maka ia dapat mengejarnya atau memperbaikinya pada usia remaja. Akan tetapi apabila tidak dapat menyesuaikan diri pada usia
remaja, maka kesempatan untuk memperbaikinya mungkin akan hilang untuk selama-lamanya, kecuali boleh didapati melalui pengaruh pendidikan dan latihan-latihan.
Remaja yang mampu menyesuaikan diri dengan orang lain dan
lingkungannya mempunyai ciri-ciri antara lain; suka bekerjasama dengan orang lain, simpati, mudah akrab, disiplin dan lain-lain. Sebaliknya bagi remaja yang tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan orang lain atau lingkungannya mempunyai ciri-ciri; suka menonjolkan diri, menipu, suka bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain,
buruk sangka dan sebagainya. Jika kebetulan remaja belum mampu menyesuaikan diri dengan cara yang lebih baik, maka berusahalah ke arah pembinaan akhlak yang mulia, maka insya Allah suatu saat nanti kita akan mampu. Seorang remaja jangan lekas putus asa dan patah hati dalam menghadapi ! kehidupan ini jika ingin lebih sukses dan cemerlang di masa akan datang.
Keyakinan Agama dan Nilai Murni Remaja
Keinginan remaja terhadap sesuatu kadang kala tidak dapat dipenuhi kerana dihalangi oleh ketentuan agama dan adat kebiasaan di tengah masyarakat. Pertentangan itu semakin ketara jika remaja menginginkan sesuatu hanya menurut selera dan kehendaknya saja. Mereka berpakaian yang tidak senonoh, menonton video lincah dan berperangai tidak manis
di pandang mata, padahal semua perbuatan ini berlawanan dengan ketentuan agama dan nilai-nilai murni. Bagi remaja yang padai menempatkan dirinya pada posisi yang betul maka dia akan menghindari segala keinginan yang tercela dari kehidupannya.
Pertentangan antara keinginan remaja dengan ketentuan agama ini menyebabkan jiwa remaja memberontak dan berusaha menepis kenyataan itu dengan menurutkan kata hatinya.Remaja yang berakhlak mulia serta mempunyai lingkungan keluarga yang menjalankan perintah agama, maka perkara ini dengan mudah mereka hadapi. Namun bagi remaja yang telah terlanjur melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan perintah agama
hendaklah berusaha memperbaiki diri agar tidak sentiasa terlena dengan sesuatu pengaruh dan kenikmatan yang bersifat semantara itu.
Demikianlah di antara pengaruh atau gejolak jiwa yang terjadi dalam diri seorang remaja. Semuanya memerlukan perhatian remaja dalam memahami dirinya sendiri, serta perhatian ibu bapa agar ada saling pengertian dalam menghadapi dan memahami seorang insan yang berstatus
REMAJA. Semoga informasi tentang remaja ini berguna dalam menjaga para remaja dan pelajar dalam menghadapi abad yang penuh dengan cabaran dan godaan ini.
Manusia bukanlah makhluk yang pasif, hanya dengan menerima corak-corak hidup yang sudah tertata. Oleh itu setiap manusia harus mempelajari seni hidup, agar dapat mewarnakan hidup dengan seindah-indahnya. Walau apapun kehidupan ia harus diisi dengan kebaikan. Demi masa yang begitu mencakar bagi seluruh remaja untuk menangani berbagai masalah yang sering menggugat kehidupan mereka. Keseimbangan beragama dan mengisi kehidupan ini dengan cara yang terbaik hendaklah diamalkan demi kesejahteraan.
Bumi yang kita diami ini bukanlah sebuah syurga, yang selama-lamanya aman dan damai. Ia adalah gelanggang kehidupan yang begitu mencakar dan penuh pergolakan serta gelombang percobaan yang tidak pernah putus. Demi masa dan kesedaran, seorang itu harus dibimbangi oleh satu sikap hidup yang tegas dan pandangan hidup yang tabah. Firman
Allah SWT., dalam menetukan arah hidup seseorang itu, yang bermaksud:
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."(An Nisa : 136)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar